22 Mei 2009

Mahasiswa Sebagai Agent of Change

Dasarnya mahasiswa merupakan agen of change yang dituntut untuk siap menggantikan peran generasi saat ini yang akan segera memasuki masa purna. Selain itu mahasiswa adalah sosok manusia yang diyakini masyarakat dapat menjawab permasalahan bangsa. Terlebih lagi manusia yang disebut mahasiswa tersebut adalah sosok yang dekat pemahamannya dengan hal-hal keagamaan.

Oleh karena itu, beranjak dari peran penting mahasiswa di tengah masyarakat, HMI berdiri mereposisi peran kader muslim guna menjawab persoalan bangsa dengan memberikan pemahaman akan pentingnya nilai-nilai ke-Islaman guna mewujudkan Insan yang Ulil Albab (sebagaimana termuat dalam Khitoh Perjuangan HMI 2006). Tanpa mengabaikan peran mahasiswa sebagai civis akademis HMI bertujuan “membina mahasiswa Islam menjadi insan Ulul Albab yang turut bertanggungjawab atas terwujudnya tatanan masyarakat yang diridloi Allah Subhanahu Wata’ala”, yaitu dengan berorientasi pada usaha idiologis mempertegak dan mengembangkan agama Islam serta mempertinggi derajat rakyat dan bangsa Indonesia. (Khitoh Perjuangan HMI 2006).

Tetapi apa yang ada didepan mata saat ini justru berlawanan dengan tuntunan mahasiswa sebagai agen of change tersebut. Perilaku mahasiswa yang tidak lagi mencerminkan sosok pelajar yang maha, dunia mahasiswa mulai dekat dengan budaya kapitalis yang identik dengan kebebasan seks, narkoba, kekerasan fisik, dan banyak lainnya tindakan yang tidak pantas untuk dilakukan oleh seorang yang dianggap terpelajar. Bagaimana sosok generasi penerus yang dipercayai masyarakat sebagai pembawa perubahan dapat menjawab persoalan bangsa yang begitu pelik. Memang tidak semua mahasiswa berperilaku seperti itu dan untungnya mahasiswa yang seperti itu masih dalam jumlah yang kecil. Kemudian masalah lain yang sering kali menghinggapi sosok manusia bernama mahasiswa itu adalah tekanan dari orang tua yang menginginkan agar si anak membatasi pergerakkannya diluar kewajiban di kampus. Kedua hal tersebut merupakan contoh dari banyaknya masalah yang menyerang mahasiswa, terlebih lagi kedua contoh tersebut sangat terkait dan masih berhubungan.

Karena itulah Dalam kontek HMI, pergerakan merupakan suatu tanggung jawab moral dan agama. Islam sebagai asas HMI sangat menekankan ‘amal ma’ruf nahi munkar, yaitu mengajak kepada kebenaran dan mencegah atas kedzoliman. Untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut HMI merumuskannya dalam bentuk kegiatan, diantaranya peningkatan wacana ke-Islaman, diskusi, bedah buku, seminar dan lain-lain.

Disamping itu HMI juga merumuskan kegiatan pengkaderan guna meningkatkan eksistensi HMI kedepan. Diantara bentuk pengkaderan di HMI adalah Latihan Kader–I yang bertujuan untuk menanamkan kesadaran awal kader baru segala macam hal ihwal ke-HMI—an seperti khittoh perjuangan, asas, sejarah HMI dan lain sebagainya. Maksud dari Reposisi Peran Kader Muslim Menjawab Persoalan Bangsa yang dijadikan tema Latihan Kader-I saat ini adalah untuk membentuk jiwa seorang mahasiswa muslim agar lebih proaktif memposisikan diri pada posisi yang strategis guna membangun kehidupan bangsa ke arah kehidupan yang lebih baik. Bentuk ini adalah format pengkaderan formal di HMI. Semua ini bertujuan untuk membentuk kader muslim yang kritis, responsif, kreatif dan inovatif berlandaskan nilai-nilai Islam dan khittoh perjuangan HMI guna menjawab pemasalahan bangsa yang dirasakan begitu amat pelik untuk dipecahkan. HMI bukan siapa – siapa, HMI juga bukan apa- apa namun HMI selalu berusaha menjadi sempurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar