Mahasiswa, sebagaimana yang kita pahami ialah orang yang memiliki setrata paling tinggi di masyarakat. Namun seperti realita yang terjadi pada saat ini, Mahasiswa sudah sangat sedikit yang mamahami akan peran penting dan tanggung jawab yang ia beban di masyarakat. Semua ini dapat kita lihat di kampus kita. Mahasiswa sudah jarang yang mengerti akan peran MEREKA sebagai mahasiswa, namun sudah luntur layaknya seorang siswa. Dunia kampus sudah tidak lagi berwarna sebagaimana dinamika mahasiswa, namun tidak jauh hanyalah seperti seorang Siswa SMA, yang terjadi hanyalah rutinitas2 sebagaimana yang terjadi di SMA, masuk kelas, absen, dan smsan juga ngobrol di dalam kelas. Suasana seperti ini tidak jarang kita temui di kampus kita ini. Di pungkiri atau tidak, secara perlahan jika seperti ini terus keadaannya, tidak menutup kemungkinan mental yang terbentuk ialah mental Budak, bukan Mental Intelektual yang INDEPENDEN lagi…tidak percaya??? Lihat beberapa saudara kita jika di kampus, tidak sedikit saudara2 kita yang sangat takut jika tidak absen di kelas atau tidak masuk kelas. Dosen yang seharusnya sebagai orang yang paling mulia yang akan mentransformasikan ilmunya kepada mahasiswa di anggap sebagai Malaikat yang siap mencabut nyawa setiap siapa saja mahasiswa yang tidak masuk kelas. Ruang perkuliahan yang dahulu kala menjadi tempat mahasiswa beradu argument, baik sesama mahasiswa ataupun kepada dosen pengajar. Namun suasana seperti ini sudah sangat jarang sekali kita temui di kampus kita ini, jika dosen mulai mengeluarkan suatu pertanyaan yang di ajukan kepada mahasiswa, maka tidak sedikit mahasiswa yang dengan sigap menundukan kepalanya dan debaran jangutngnya berdetak sangat kencang, semua ini terjadi karena tidak sedikit mahasiswa yang takut untuk mengeluarkan argument yang ada di pikirannya,…mahasiswa saat ini sebagian besar hanyalah masuk kelas, absensi, dan nurut apa saja yang di utarakan oleh dosen. Dengan realita seperti saat ini, bukan tidak mungkin jika penerus bangsa kita kedepan nantinya ialah ITELEKTUAL2 yang bermentalkan budak, yang selalu patuh akan apa yang dikatakan oleh atasanya. Kemerosotan2 seperti ini terjadi karena beberapa hal, diantaranya ialah Dokrin dari Mahasiswa pemalas yang menagatas namakan seorang aktivis. Tidak jarang kata2 aktivis tersirat di telinga kita dari beberapa rekan kita yang mengutarakannya, terlebih lagi mereka mengatasnamakan seorang aktivis pembela rakyat. Betapa sangat menyedihkan ketika tidak sedikit mahasiswa yang mengatakan sebagai aktivis merakyat yang dimana pada realitanya mereka sama sekali tidak pernah bersentuhan langsung dengan masyarakat. Dokrin diatas sebenarnya tidak terlalu berpengaruh besar terhadapa sebagian besar mahasiswa. Namun perlu kita sadari, di pungkiri atau tidak, mental GENGSI telah tertanam di sebagian besar mahasiswa pada saat ini, tidak sedikit mahasiswa yang malu andai saja mereka tidak mengikuti doktrin2 dari beberapa mahasiswa yang mengaku seorang aktivis tersebut. Perlu di ingat, bagaimanapun juga, kita sebagai mahasiswa akan menggantikan peran penting yang di pegang oleh pemerintah di masa yang yang akan mendatang. Namun bagaimana mahasiswa saat ini dapat menggantikan peran pemerintah dan menjadikan pemerintahan kedepan lebih baik jika saja mental yang ada di diri mahasiswa sendiri ialah mental budak…???Andai saja keadaan seperti ini akan terus menerus, bukan tidak mungkin suatu saat nanti bangsa kita yang katanya telah merdeka akan hanya menjadi kata2 saja, dan tidak lagi merdeka atau INDEPENDEN dalam mengurus segala kebutuhan bangsa ini…melainkan akan menjadi budak2 pemilik modal besar… dan tidak menutup kemungkinan jika seperti ini terus, bangsa Indonesia akan menjadi TAMU DI RUMAH SENDIRI….
ALLAH TELAH MEMBERI KITA AKAL, PIKIRAN, DAN JUGA HATI NURANI ITU SEMUA TIDAK LAIN AGAR KITA DAPAT HIDUP MANDIRI DALAM MENATA HIDUP KITA, DAN BUKAN MENJADI BUDAK
ALLAH TELAH MEMBERI KITA AKAL, PIKIRAN, DAN JUGA HATI NURANI ITU SEMUA TIDAK LAIN AGAR KITA DAPAT HIDUP MANDIRI DALAM MENATA HIDUP KITA, DAN BUKAN MENJADI BUDAK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar