Perkelahian dan pertempuran dikalangan masyarakat adalah hal yang sulit ter-elakan. Terkadang pemicu terhadap konflik tersebut ialah masalah sepele. Sepakbola tidak terkecuali sering menjadi sebab atas perkelahian yang terjadi. Namun hal yang menarik adalah menurunya angka “perkelahian” saat Indonesia bermain pada piala AFF 2010 dan berhasil menumbangi beberapa negara dalam frase grup yang membuat Indonesia menjadi juara grup dan lolos ke babak semi final.
Kebanggaan atas hasil baik yang diraih oleh Timnas Indonesia tidak saja menjadi kebangaan Timnas, melainkan juga menjadi kebanggaan seluruh masyarakat Indonesia. Efek terhadap kebahagiaan itu melahirkan semangat baru yang luar biasa, baik semangat bermain dan semangat masyarakat untuk mendukung agar bangsa Indonesia dapat meraih kemenangan pada piala AFF 2010 ini. Sebagai sebuah olah raga, tentu sepak bola menjadi bagian yang sulit terlepaskan dari kehidupan bangsa Indonesia.
Sepak bola bukan saja menjadi suatu olah raga yang digemari oleh kaum adam saja, melainkan juga mampu membuat kaum hawa “kepincut” terhadap olahraga tersebut, tidak terkecuali di Indonesia. Situasi Indonesia yang “kacau-beliau” tidak menghalangi kesuksesan Indonesia bertengger di posisi puncak sebagai juara grup piala AFF. Sebagai sebuah ajang “pertarungan” yang terlihat i-rasional (karena sepakbola adalah olah raga yang membuat 22 orang “bertempur” untuk memperebutkan 1 buah bola) sepak bola mampu memikat dan mempersatukan seluruh elemen kosmos se-olah bersatu-padu untuk meraih 1 kata, MENANG.
Sering kita lihat pada setiap kompetisi sepakbola yang ada di Indonesia, untuk meraih kata menang terkadang jauh dari sportifitas. Jauhnya sportifitas dari permainan sepakbola yang kerap terjadi dalam pertandingan di liga-liga domestic memicu terjadinya perkelahian yang semestinya tidak perlu terjadi. Tidak jarang nyawa meregang akibat perkelahian yang tidak perlu tersebut. Baik perkelahian antar supporter ataupun perkelahian antar pemain. Perkelahian-perkelahian inilah yang sulit terhindari dari dunia per-sepakbolaan Indonesia. Perkelahian ini juga sering berakibat pada mereka yang pada dasarnya tidak memiliki kepentingan dalam konflik tersebut (masyarakat dan aparat kepolisian).
Uniknya di negara yang terdiri dari beberapa suku ini adalah, perkelahian-perkelahian tersebut hanyalah satu bagian dari perkelahian-perkelahian yang “spektakuler”. Di zaman Romawi pertarungan dalam wadah Gladiator, umumnya yang menjadi korban adalah petarungnya itu sendiri. Namun jika kita berkaca pada negara seperti Indonesia, perkelaian-perkelahian umumnya mewakili seluruh elemen bangsa Indonesia, tidak terkecuali elit politk. Sayangnya perkelahian tersebut bukan hanya berdampak pada mereka sebagai petarung poitik, namun dampak yang selalu dirasakan ialah pada rakyat kecil. Inilah peratungan “spektakuler” bangsa Indonesia, pertarungan yang selalu mengorbankan rakyat dan bukan petarungnya itu sendiri.
Terlepas dari spektakulernya pertarungan elite politik, akhir-akhir ini bangsa Indonesia terfokuskan pada suatu cita-cita besar, cita-cita tersebut bukanlah cita-cita meraih kemerdekaan, melainkan cita-cita besar meraih KEMENAGAN dalam piala AFF 2010. Dapat kita lihat, hampir tidak ada perkelahian yang terjadi sebelum dan sesudah pertandingan, khususnya antar suporter. Padahal dapat kita pastikan, hampir 80% lebih pertandingan sepakbola Indonesia diakhiri dengan perkelahian yang melayangkan nyawa seseorang. Ini menjadi bukti, dalam piala AFF ini semangat persatuan bansa Indonesia kembai terlahir. Semangat persatuan ini jugalah yang mampu mempersatukan seluruh sporter yang ada di Indonesia (The Jack, Bonek, Viking, dll). Hal yang lebih membahagiakan adalah ditengah memanasnya hubungan 2 tokoh poltik bangsa ini (SBY dan ICHAL) dengan beberapa problem yang ada, 2 toko politik tersebut nampak seperti saudara saat menyaksikan pertandngan Indonesia melawan Filipina.
Kemengan 1-0 dari Filipina seolah-olah menghancur-leburkan perseturuan yang ada di kedua belah pihak. Senyum dan salam kebahagiaan dari kedua tokoh tersebut stelah pertandingan membuktikan juga kepada kita, bahwa sepakbola dapat menghancur-leburkan segala macam konflik yang seringkali menjadikan masyarakat sebagai korbanya. Pemandangan atau moment sperti ini sulit kita temui di bangsa yang seringkali masyaraatnya takut tidak mendapatkan jabatan dan berkelahi demi mendapatkan jabatan tersebut. (Pram A Toer)
Pengorbanan yang dilakukan oleh masyarakat selaku pendukungpun tidak perlu diragukan. Baik melalui televise maupun yang sejak awal pertandingan hingga tulisan ini dibuat tidak sedikit pendukung yang berdatangan dari daerah tetap setia mendampingi tim Garuda menjalani pertandingan-pertandingan berikutnya. Sekali lagi perlu di ingat, semua ini demi kemenangan Indonesia, dan bukan kemenangan satu orang atau golongan saja. Inilah saatnya Indonesia memulai kembali kehidupan bersama yang bermartabat. Bangsa yang mampu menjaga harga dirinya di mata bangsa lain. Smoga semangat persatuan ini tetap terjaga di dalam memulihkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap Pemimpinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar